Privat Renang, Qiroah, Iqra' Pemula, Murattal, Adzan, Hadrah (rebana) Yogyakarta
Metode Iqra Lebih Diminati Dibandingkan Metode Lain
Metode Iqra adalah salah satu metode praktis belajar membaca al-Quran yang disusun oleh K.H As'ad Humam (alm) pengasuh Team Tadarus Al Quran Masjid Syuhada (AMM) Yogyakarta dalam enam jilid. Metode ini disusun sebagai upaya memberantas buta huruf al-Quran umat Islam Indonesia.
Metode Iqra adalah sebuah metode membaca al-Quran yang praktis, sistmatis, dan langsung membaca huruf hijaiyyah tanpa di eja. Pada saat ini, metode belajar membaca al-Quran yang sisusun oleh K.H As'ad Humam dalam enam jilid ini lebih diminati dibandingkan dengan metode lainnya, khususnya di lingkungan TKA-TPA, BKPRMI, Lembaga Privat dll. Keberhasilan metode Iqra ini ditentukan oleh penerapan setiap petunjuk yang terdapat pada setiap jilidnya dengan karakteristik masing-masing, yang disusun sedemikian rupa dari yang mudah hingga yang susah.
Sebelum menemukan metode lqra, K.H As'ad Humam menggunakan berbagai metode, seperti Al Baghdadi, Al Barqy dan Qira'ati. Metode Iqra disusun terutama sebagai penyempurna atas metode Qira'ati. Selanjutnya, K.H. As'ad Humam mengamanahkan metode lqra untuk dikembangkan oleh BKPRMI di seluruh Indonesia. kemudian, BKPRMI.membentuk Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA) dcngan metode Iqra sebagai kurikulum utamanya." Metode Iqra mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan metode membaca al-Qur'an lainnya. Di antaranya ialah metode ini praktis dan cepat untuk membaca huruf-huruf hijaiyah sehingga membuat seseorang mampu membaca al-Qur'an dengan cepat dan baik. Selain ilu, metode lqra mengajarkan membaca langsung huruf-huruf hijaiyah dan ayat-ayat al-Qur'an tertentu tanpa dieja mengenalkan pelajaran tajwid
praktis dan menyesuaikan dengan kemampuan orang yang belajar seperti menempkan sistem akselerasi (pcrcepatan) bagi yang dianggap sudah menguasai jilid lqra tertentu.
Mengenai kelemahan metode lqra, dapat dikatakan bahwa sistem 'her' (mengulang pada jilid tertentu) yang diterapkan bagi siswa yang dianggap belum mampu pindah ke jilid berikutnya secara kejiwaan dapat menjadi beban psikologis bagi siswa yang bersangkutan di mana ia akan membandingkan kemampuan dirinya dengan santri yang lainnya. Namun, sistem 'her' juga merupakan kelebihan dari metode Iqra sebagai pemantapan kemampuan membaca santri sehingga ia fasih membaca pada setiap jilid. Metode Iqra rnenerapkan sistem CBSA yang disusun dalam enam jilid terpisah. Setiap jilid memiliki petunjuk bagaimana mengajarkannya. Sekarang sudah terdapat buku lqra yang dicetak dalam satu buku yang memuat jilid l-6.
Berikut ini adalah petunjuk penggunaan metode lqra sebagaimana terdapat dalam seriap jilidnya:
l. Buku Iqra Jilid I mengenalkan huruf per huruf berharakad fathah (baris di atas huruf). Judul dibacakan langsung oleh gurunya. Pembacaan huruf yang sudah betul tidak perlu diulang lagi. Jika siswa betul-belul menguasai pelajaran, maka materi bacaan dilanjulkan pada materi bacaan selanjutnya. Jika siswa belum lancar membacanya, maka bacaannya harus diulang sampai ia betul-belul bisa membacanya dengan banar. Pada jilid I ini semua huruf hijaiyyah belum berangkai atau bersambung dan huruf-hurufnya disusun secara acak. Yang terpenting adalah siswa dapat membedakan bacaan huruf-huruf yang serupa tetapi berbeda dalam bacaan tebal dan tipisnya.
2. Buku Iqra jilid 2 mengenalkan bacaan madd (panjang) dan bersambung. Bila bacaan siswa keliru, maka guru cukup menegur dengan ucapan kalimat "mengapa dibaca panjang?" atau "mengapa dibaca pendek?" Huruf-huruf pada jilid ini mulai berangkai namun masih berkharakat fathah.
3. Buku Iqra jilid 3 mengajarkan tanda baca kasrah (baris dibawah huruf). Petunjuk mengajarkanya tidak jauh berbeda dengan jilid-jilid sebelumnya. Materi pelajaran mulai bervariasi yang dibaca pelan asalkan benar. Huruf-huruf hijaiyyah sudah berbaris fathah, kasrah dan dhammah. Rangkaian huruf sudah semakin panjang namun membacanya boleh secara putus-putus .
4. Pada buku Iqra jilid 4, siswa dikenalkan dengan bacaan bertajwid, Namun tidak harus disertai dengan istilah-istilah ilmu tajwid. Yang pokok adalah bacaan santri betul dan tepat. Bila ada yang keliru cukup dibetulkan pada bacaan yang keliru. Dikenalkan pula huruf hijaiyyah yang ber-tanwin dan bacaan nun sukun. Pelajaran tajwid dikenalkan secara praktis seperti bacaan qalqalah.
5. Pada buku Iqra jilid 5, siswa dikenalkan dengan potongan surah-surah al-Quran seperti surah al-Mu'minun yang dianjurkan untuk dihafal, jika ada beberapa siswa yang sama tingkat pelajarannya, boleh digunakan sistem tadarus (bergiliran membacanya) sekitar 2 baris dan siswa yang lainnya menyimak. Siswa juga dikenalkan dengan tanda baca, tetapi tidak dengan istilah ilmu tajwid, seperti tanda waqaf, bagaimana mewaqaf, dan bacaan bertasydid.
6. Buku Iqra jilid 6 mengajarkan bacaan bersambung yang hampir sama dengan membaca al-Quran. Bacaan lambat dan tersendat seperti banyak berhenti (saktah) bukan masalah; yang penting bacaan siswa banar. Jika siswa dapat membaca dengan lancar dan benar, ia dapat meneruskan tadarus al-Quran dan pelajaran ilmu tajwid.
Ketentuan lain dalam penggunakan metode Iqra adalah pelajaranya dapat dilakukan dengan cara privat atau klasikal, sistem CBSA, sistem akselerasi (santri yang mampu membaca dengan tepat melangkah ke bacaan atau jilid berikutnya), dan pemanfaatan asistensi dari siswa yang lebih mampu. Target pelajaran dapat dicapai paling cepat enam bulan dan paling lambat dua belas bulan. Dan pada ujian setiap akhir jilid, ditunjuk seorang guru penguji.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar